REVIEW FILM : 13 Going On 30 (Suddenly 30) 2004
Matt: You can't just turn back time.
Jenna: Why not?
Jenna: Why not?
Semua berawal ketika Jenna Rink (Jennifer Garner) terbangun dan mendapati dirinya berada dalam tubuh seorang wanita dewasa yang cantik dan juga mapan. Ia kaget melihat sosok yang ada dalam cermin yang tak lain adalah dirinya sendiri. Ya, iyalah siapa coba yang gak kaget ketika bangun tahu-tahu dirimu sudah berubah. Kamu yang tahu kemarin baru saja merayakan ulang tahun ke-13 berubah menjadi 30. Yah kira-kira begitulah yang dialami Jenna. Ia bingung dan sedang mencari tahu apa saja yang terjadi padanya selama ini. Dalam proses pencarian jati diri, Ia dipertemukan oleh Lucy Wyman (Judy Greer) alias Tom-tom teman satu geng nya dulu. Mereka ternyata teman satu kantor perusahaan majalah favorit Jenna dulu. Dunia seakan berbalik ketika Jenna sadar bahwa Ia memiliki segalanya sekarang. Cantik, mapan, dan yang pasti Ia sedang menjalin hubungan dengan atlet terkenal di kotanya. Wow, very suprise! Namun apakah Ia bahagia? Nyatanya tidak. Meskipun ia memiliki segalanya, hatinya terasa hampa dan kosong. Jenna juga dikenal sebagai orang yang sombong dan suka mengacuhkan orang lain terbukti Ia selalu mengacuhkan tetangganya yang beranama Becky.
Jenna (Jennifer Garner) |
Jenna kemudian memutuskan mencari Matt atau yang biasa dipanggilnya Matty (unyu banget yah) teman? ah lebih tepatnya sahabatnya sedari kecil. Dan ternyata hal yang sama juga terjadi pada Matt. Ia yang dulunya gemuk dan pendek telah berubah wujud menjadi seperti ini. Oh i think im in love with Mark Ruffalo young version hihi xo
Matty (Mark Ruffalo) |
Dengan bantuan Matt, Jenna tahu dengan semua yang terjadi pada dirinya. Ia jarang mengunjungi orangtuanya bahkan pada saat Natal. Pada suatu hari, perusahaan majalah tempat Jenna bekerja
mengalami masalah akibat persaingan dengan majalah lain yang mengakibatkan penurunan pembeli mengharuskan Jenna untuk membuat sesuatu yang baru. Ia memilih untuk bekerja sama dengan Matt dengan alasan pekerjaan. Apakah Matt setuju? gausah ditanya lagi ya iyalahh. Oh iya ini adalah dialog termanis menurutku.
Overall meburutku film ini tergolong film yang ringan. Ada pesan tersirat buat para remaja di luar sana yang ingin melewatkan masa remajanya seperti Jenna. Entah itu karena jelek atau tertekan akibat sosial. Aku juga mau bilang jujur saat-saat yang Jenna alami dahulu pada umur 13 tahun sama persis dengan yang kualami. Dibully dan tidak pernah dianggap membuatku menbenci semua orang dan berharap dapat meloncati waktu ke masa dimana semua itu tak ada lagi dan yang ada hanya kebahagian. Tapi setelah menonton film ini aku sadar, bahwa kita tak perlu memperhatikan apa yang tidak kita punya karena sampai kapanpun kita tak akan bisa bahagian kalau kebahagiaan kita diukur dengan hal yang kita tak punya. Berusahalah mencintaan apa yang kita punya dan buatlah hidupmu bahagia. Jangan melihat dirimu dari kacamata orang lain namun lihatlah dirimu dengan kacamata mu sendiri!
Oh iya bonus, aku udah menerjemahkan salah satu soundtrack terbaik dalam film ini judulnya Vienna song by Billy Joel cek aja di blogku. Film ini banyak memutar lagu-lagu lawas yang sempat hits pada jamannya seperti Thriller by Michael Jackson dan masih banyak lagi.
Untuk rating aku kasih 8/10 :)
Tidak ada komentar